7.16.2008

Lika - Liku Pedagang Bensin Eceran



Berdagang bensin eceran bagi Rahman, 28 tahun, bukanlah hal mudah. Banyak orang menganggap remeh usahanya. Tapi, anggapan-anggapan tersebut tidak pernah digubrisnya. Justru pria yang hanya Lulusan SLTA ini berujar “Selama berdagang dengan jujur, untuk apa merasa minder atau takut”.




Hanya bermodalkan lima puluh ribu rupiah saja, ia memulai usaha bensin ecerannya. Rak display botol –botol bensin, ia buat dari sisa – sisa kayu yang tidak terpakai, sedangkan botol –botolnya ia kumpulkan dari botol bekas minuman Softdrink satu liter. Keadaan paling sulit yang ia rasakan adalah saat kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu. Dagangannya sempat ditutup selama satu bulan lebih karena sulit membeli stok bensin menggunakan jerigen di SPBU. “SPBU sudah tidak melayani pembelian menggunakan jerigen sementara waktu” kata Rahman.

Namun, tekadnya untuk tetap meneruskan dagangannya dengan cara yang jujur akhirnya membuahkan hasil. Ia disarankan oleh pihak SPBU membuat Surat izin resmi dari RT dan RW ditempat ia tinggal. Setelah membuat Surat izin tersebut, ia diperbolehkan kembali membeli bensin untuk berdagang.

Rahman adalah salah satu pedagang bensin eceran yang selalu menanamkan kejujuran dalam setiap lika – liku kehidupannya. Entah, apakah ada pedagang bensin eceran yang berprinsip sama seperti Rahman.













1 komentar:

  1. Liku liku yang dirasakan selama menjual bensin mana kok ngak diceritain ?

    BalasHapus

Silahkan tulis komentar anda dibawah ini, namun diharapkan jangan melakukan spamming,hindari komentar yang menyinggung unsur SARA, berkata kasar serta hal-hal negatif lainnya, Terima Kasih, Semoga bermanfaat.